Profil H. Setya Novanto
H.
Setya Novanto, S.E. merupakan sosok Ketua DPR RI periode 2014 – 2019 yang baru
saja terpilih. Sebelumnya juga telah menjabat sebagai anggota DPR RI periode
1999 - 2004, 2004-2009, 2009-2014 dapil Nusa Tenggara Timur Dua melalui fraksi
Partai Golkar. Setya Novanto juga Ketua Fraksi Partai Golkar untuk masa periode 2009-2014.
Dalam
catatan kariernya, Setya Novanto mengawalinya dengan membuat usaha
kecil-kecilan saat masih kuliah di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Untuk menjaga kelandsungan hidupnya saat merantau, Setya Novanto memulai
berbisnis dengan berjualan beras dan madu di Surabaya. Setya Novanto juga
pernah bekerja pada posisi sales di dealer penjualan mobil. Berkat kemampuannya
dalam memasarkan produk, ia pun diangkat sebagai Kepala Penjualan Mobil di
wilayah Indonesia Timur.
Setelah
mendapatkan gelar sarjana, Setya Novanto melanjutkan pendidikannya di
Universitas Trisakti. Pada saat itu, Setya Novanto tetap membuat usaha bisnis kios
fotokopi di dekat kampus. Setya Novanto juga diminta untuk menjalankan bisnis
SPBU di daerah Cikokol, Tangerang dari teman ayahnya dan kemudian berhasil ia
kembangkan. Tak lama kemudian, Setya Novanto bersama teman-temannya mulai
membuat perusahaan yang berfokus pada bidang peternakan. Setya Novanto juga
mendirikan perusahan yang bergerak pada bidang transportasi dan perdagangan.
Keberhasilnya
dalam dunia bisnis membuatnya terjun ke dunia politik. Mengawali dengan membuat
buku mengenai mantan presiden Soeharto. Setya Novanto kembali bersama
teman-temannya menerbitkan sebuah buku berjudul "Manajemen Soeharto".
Hanya saja, buku yang ia terbitkan tersebut dilarang beredar setelah bentrokan
Mei 1997. Setya Novanto pun mulai bergabung bersama Organisasi Bahumas Kosgoro
dan PPK Kosgoro 1957 serta menjadi anggota Partai Golkar. Setya
Novantojuga aktif di kepengurusan KONI
dan organisasi organisasi kemasyarakatan lainnya.
Riwayat Pendidikan Setya Novanto
Universitas
Trisakti Jakarta, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Management (1983)
Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi (1979)
SMA
Negeri 9 Jakarta (1970 - 1973)
SMP
Negeri 73 Tebet Jakarta (1967 - 1970)
SD
Negeri 5 Bandung
TK Dewi
Sartika Bandung
Riwayat Pekerjaan Setya Novanto
1987 –
2004 : PT. Nagoya Plaza Hotel, Batam-Presiden Komisaris
1987 –
2004 : PT. Dwisetia Indo Lestari, Batam-Komisaris
1990 –
2004 : PT. Bukit Granit Mining Mandiri, Batam-Komisaris
1992 –
2003 : PT. Orienta Sari Mahkota-Komisaris
1992 –
2003 : PT. Menara Wenang, Jakarta-Komisaris
1992 –
1996 : PT. Solusindo Mitra Sejati, Jakarta-Komisaris
1992 –
2000 : PT. Dwimarunda Makmur, Jakarta-Direktur
1996 -
sekarang : PT. Bogamakmur Arthawijaya,
Jakarta-Komisaris
1996 -
sekarang : Founder Tee Box Cafe, Jakarta
1998 –
2004 : NOVA GROUP, Jakarta- Presiden Komisaris
1999 –
2000 : PT. Mulia Intan Lestari, Jakarta-Presiden Direktur
1999 –
2004 : Anggota DPR-RI dari Partai Golkar
2004 –
2009: Anggota DPR-RI dari Partai Golkar
2009 –
2014 : Anggota DPR-RI dari Partai Golkar
2014 –
2019 : Ketua DPR-RI dari Partai Golkar
2009 –
2014 : Ketua Fraksi Partai Golkar
Riwayat Organisasi Setya Novanto
ORGANISASI MASYARAKAT
1994 -
1998 : Bendahara Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (MASTEL)
1994 -
1998 : Wakil Sekjen Forum Pertemuan Asosiasi Pengusaha (FPAP)
1994 -
2002 : Anggota Young President Organization (YPO)
1995 :
Ketua Umum Yayasan Generasi Bangsa * Wakil Ketua Yayasan Ki Hajar Dewantara
1996 -
2000 : Ketua Umum Masyarakat Trisakti
2004 -
sekarang : Ketua Umum Federasi Olahraga Beladiri Indonesia (FOBI)
2004 -
sekarang : Ketua Umum Masyarakat Trisakti
2004 -
sekarang : Anggota Wali Amanah Trisakti
2007 -
2011 : Ketua Umum Persatuan Tinju Indonesia (PERTINA)
KOMITE
OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA (KONI)
1995 -
2003 : Sebagai Bendahara pada Tahun 1995 - 2003
1995 :
Bendahara Proyek Pelatnas Sea Games XVIII - Bendahara Kontingen Sea Games
XVIII, Chiang Mai Thailand.
1996 :
Bendahara Proyek Pelatnas Olympic Games XXVI
1996 :
Wakil Bendahara PON XIV
1997 :
Bendahara Proyek Pelatnas Sea Games XIX, di Jakarta
1997 :
Bendahara Kontingen Olah Raga Sea Games XIX, Jakarta
1998 :
Bendahara MUSORNAS VIII
1998 :
Ketua III Yayasan KONI Pusat.
2000 : Bendahara Proyek Pelatnas Olympic Games
XXVII
2000 -
2004 : Sebagai Anggota Badan Pembina Yayasan KONI
2003 :
Sebagai Bendahara Musyawarah Olahraga Nasional (MUSORNAS IX)
BAHUMAS KOSGORO
1990 -
1994 : Ketua DPP GM Kosgoro
1995 -
1996 : Penasehat Olah Raga Generasi Muda Kosgoro
1996 -
1998 : Ketua Umum Bamuhas Kosgoro
PPK KOSGORO 1957
2001 -
2008 : Bendahara Umum PPK Kosgoro 1957
2001 -
2008 : Wakil Ketua Panitia Penyelenggara MUBES I Kosgoro 1957
2003 :
Ketua Panitia Pelaksana (OC) MUBES I Kosgoro 1957
2005 :
Ketua Panitia Pelaksana (OC) MUBES II Kosgoro 1957
2008 :
Ketua Panitia Pelaksana (OC) MUBES IV KOSGORO 1957
2008 -
2011 : Bendahara Umum PPK Kosgoro 1957
PARTAI GOLONGAN KARYA - GOLKAR
1993 -
1998 : Tim POKJA Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar
1995 -
1999 : Anggota DPP Partai Golongan Karya
1995 -
1999 : Ketua Harian Korwil XI Dpp Partai Golkar Daerah NTB dan NTT
1998 -
2004 : Tim 13 Munaslub DPP Partai Golkar
1998 -
2004 : Koordinator Harian Korwil IX : NTT,NTB & TIMOR TIMUR
1998 -
2004 : Bendahara BAPILU DPP Partai Golkar
1998 -
2004 : Sekretaris Koordinator Bidang Pendidikan DPP Partai Golkar
2003 :
Sekretaris Diklat Perkaderan Tingkat Pusat dan Pelepasan Fungsionaris Partai
Golkar
2004 -
2007 : Ketua OC (Organizing Comeitee) Munas VII Partai Golkar di Bali
2004 -
2007 : Bendahara Umum Badan Hukum HAM & Otonomi Daerah (Bakunham &
Otda)
2004 -
2007 : Anggota DPP Partai Golongan Karya . sebagai Wakil Ketua Bapilu,
Sekretaris Kordawil NTT,NTT,BALI,MALUKU
2004 -
2007 : Wakil Bendahara Bapilu
HASIL PERTEMUAN DENGAN BOS FREEPORT
Ketua DPR
RI Setya Novanto mengakui pernah bertemu dengan Presdir Freeport Indonesia,
namun membantah mencatut nama Presiden dan Wapres terkait renegoisasi kontrak
Freeport. Novanto pun menjelaskan secara rinci isi pertemuan yang dilakukan
beberapa kali itu.
"Untuk
memakai nama Presiden, saya meyakini bahwa saya tidak pernah pakai nama
Presiden karena saya berhubungan selama ini secara baik, sesuai tugas
masing-masing dan selalu menjaga martabat kedua belah pihak," kata Novanto
mengawali perbincangan dengan detikcom di Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Novanto
kemudian menuturkan dirinya akan menghormati proses di MKD. Memang saat ini MKD
sedang memproses laporan Menteri ESDM Sudirman Said terkait pertemuan Novanto
dengan bos Freeport dan pengusaha Reza Chalid yang diduga melibatkan pencatutan
nama Presiden dan Wapres.
"MKD
garda terdepan kita. Betul-betul tonggak untuk bisa angkat kewibawaan DPR. Kita
harapkan semua yang dilakukan oleh MKD harus bersama-sama mematuhi dengan baik.
Kita lihat prosesnya, yang penting substansinya apa," kata Novanto.
Novanto
kemudian mulai mengungkap pertemuannya dengan Presdir Freeport. "Yang
disampaikan soal masalah Freeport, yang saya ingat adalah memang CEO dari
Freeport pernah datang ke tempat saya, selama kurang lebih dua jam,
menyampaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan program-program Freeport.
Pengembangan Freeport, mengenai hal-hal apa yang sudah dilakukan Freeport dan
beri buku-buku tentang Freeport dan meminta tolong dan dukungan perpanjangan
izin pertambangan Freeport Indonesia dapat diperpanjang," ungkap Novanto.
"Itu
27 April pukul 14.00 WIB di kantor kami. Tentu karena ini, saya sampaikan ini
merupakan wewenang eksekutif presiden, kami akan sampaikan apa-apa yang
diharapkan oleh Freeport," ungkap Novanto.
Setelah
pertemuan tersebut ada lagi pertemuan yang disebut sebagai pertemuan ketiga
oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Pertemuan ini, dijelaskan Novanto, diinisiasi
oleh Freeport.
"Ya
ada. Inisiatif mereka. Ada penjelasan dari sana. Mereka menjelaskan berapa
tenaga kerja, bagaimana komposisi, kontribusi ke pemerintah. Tapi tentu saya
sudah mulai hati-hati dalam menyampaikan kepada beliau. Saya melihat ada
beberapa hal yang saya sangat hati-hati. Baru terakhir ada pertemuan lagi.
Tanggal 8 Juni Ritz-Carlton pukul 16.00 WIB," ungkap Novanto.
Menjelang
pertemuan sebenarnya Novanto mengaku sudah feeling harus hati-hati.
"Pertama-tama, saya sudah ada feeling bahwa saya harus hati-hati. Saya
disarankan teman saya untuk bisa lihat ini dengan jernih. Dari semua hal-hal
yang disampaikan kepada saya selalu sampaikan hal-hal positif. Bahwa keinginan
pemerintah, smelter itu yang tadinya pemerintah setuju di Papua sudah setuju di
Gresik," katanya.
Kepada
Presdir Freeport itu Novanto menyampaikan bahwa dia ingin mengetahui masalah
seputar Freeport. "Apalagi ini perusahaan Freeport, multinasional, harus
ekstra hati-hati, dari sisi mana yang mana pemerintah bisa bantu karena
akhirnya DPR yang menyetujui," katanya.
Novanto
kemudian menampik dirinya meminta saham Freeport. "Masalah permintaan
saham, saya sudah sampaikan, saya tahu ada kode etik antara Indonesia dengan
perusahaan Amerika Serikat di seluruh dunia. Perusahaan di seluruh dunia
khususnya Amerika, harus perhatikan foreign corruption practice act, FCPA.
Kalau hal-hal yang berkaitan apakah sifatnya pembelian saham, menyangkut
perusahaan itu, ada di dalam situ," ujar Novanto.
"Bahkan
segala baik yang dikeluarkan, harus dipertanggungjawabkan secara clear. Apalagi
saham, itu proses yang besar dan tinggi dan harus dikontrol stock exchange di
New York, tidak mungkin saya meminta saham. Sesuatu yang tidak mungkin,"
imbuhnya.
Sumber : Detik News
Novanto
mengaku prihatin melihat isu yang berkembang saat ini. Novanto merasa punya
tanggung jawab besar untuk menjata nama baik DPR.
"Saya
cukup prihatin dengan isu-isu yang berkembang bahwa saya mencatut nama Presiden
dan Wapres lalu minta saham, saya harus jaga nama baik dan reputasi saya
sebagai Ketua DPR. Ketua DPR harus hati-hati dalam menjalankan tugas seperti
ini, jaga marwah DPR," pungkasnya.
Lihat Videonya di sini https://www.youtube.com/watch?v=RyfW8VOXzAw.
Lihat Videonya di sini https://www.youtube.com/watch?v=RyfW8VOXzAw.